Indah memercik air pancuran
Menimpa kulit yang bening
Perawan desa yang sedang mandi
Tak sadar kecantikannya
Damai dihati setiap hari
Alam yang tenteram dan damai
Disatu hari pagi yang dingin
Mulainya cerita ini
Datang amtenar kota
Merusak segalanya
Dengan senjata hartanya
Dia mulai merayu
Malang perawan desa
Mudahlah membujuknya
Maka jadilah dia
Korban napsu belaka
Amtenar kota puas hatinya
Segera pulang kembali
Pejabat muda harum namanya
Tak mungkin diusik lagi
Nasib perawan desa
Kini jadi tercela
Tak tahu pada siapa
Mengadukan nasibnya
Dia pergi ke kota
Putus asa bekalnya
Hancur luluh jiwanya
Akibat napsu pria
Lae lae lae